Menjadi Orang Kantoran

Sejak Juli sampai dengan Desember 2005 lalu, saya manjalani rutinitas sebagai orang kantoran sebagai programmer outsource di Telkom RisTI. Ini merupakan pengalaman baru bagi saya, bekerja di kantor besar dengan jam kerja yang (relatif) ketat.

Sebagai orang yang terbiasa bekerja secara freelance, independent, dengan jam kerja yang tidak mengikat, kesulitan utama menjadi orang kantoran adalah merubah pola tidur. Sebelumnya saya telah terbiasa sekali menjalani pola tidur terbalik. Bukan.. bukan tidur dengan tengkurap dengan muka menghadap ke kasur.. sekali lagi bukan.. bukan itu maksudnya. 😛

Melainkan telah terbiasa untuk melakukan pekerjaan pada malam hari dan tidur pada siang harinya. Karena saya merasa proses kreatif akan berjalan lebih baik pada waktu tersebut, disaat keadaan mulai hening dan tidak ada hal lain yang perlu dilakukan.

Saat ini, sejak Februari lalu saya kembali dipekerjakan di tempat yang sama, dengan job description yang sama. Bedanya jika sebelumnya saya menangani aplikasi berbasis PHP & MySQL, kini aplikasi yang saya tangani berbasis PHP & Oracle.

Awalnya saya berusaha menolak, karena saya sama sekali tidak memiliki pengalaman secuilpun dengan Oracle. Namun dengan pertimbangan untuk menjaga hubungan baik dengan Telkom RisTI, serta untuk membuat CV saya menjadi sedikit lebih meriah, disamping tentu saja untuk menambah pengalaman baru, maka saya terima pekerjaan itu dengan berbagai konsekwensinya.

Setelah sekian bulan menjadi orang kantoran, saya merasa telah terjebak dalam suatu rutinitas yang membosankan. Kreatifitas serasa terpangkas. Ide imajinatif tidak lagi dengan mudahnya muncul. Yang tersisa hanyalah pemikiran jangka pendek yang hanya akan memecahkan masalah untuk sementara, yang terkadang akan menimbulkan masalah baru di hari berikutnya.

Pada awal saya mulai bekerja, saya masih menerima beberapa pekerjaan freelance untuk pembuatan website. Saya beranggapan dengan jam kerja dari pukul 08.00 sampai 17.00 selama 5 hari seminggu, saya masih sempat mengerjakan pekerjaan sampingan itu pada malam harinya serta pada akhir minggu. Namun sepertinya ide itu menguap, ditelan kebosanan menunggu berakhirnya jam kerja.

Tapi ada satu hal yang menarik di lingkungan Telkom yang mungkin tidak terdapat di perusahaan lain, yaitu ritual ajaib setiap pagi, yang belakangan ini hanya dilakukan setiap Senin dan Kamis. Sebuah ritual entah apa namanya, yang dilakukan sebelum kegiatan bekerja dimulai. Diawali dengan bersalaman, berdiri melingkar, berdoa bersama, sharing aneka hal baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun tidak, serta meneriakkan yel-yel Telkom. Mudah-mudahan tidak salah urutannya. 🙂

Sesuai kesepakatan, saya masih akan bekerja di Telkom RisTI untuk 4 bulan ke depan sampai Agustus. Mudah-mudahan sampai kesepakatan ini berakhir saya masih sanggup untuk bangun pagi.

Terimakasih kepada Radit yang merekomendasikan saya ke Telkom RisTI. Serta mohon maaf kepada Gotroy Indonesia, DiTECH INJECTION, serta TKCC yang website-nya belum dapat saya selesaikan.

2 thoughts on “Menjadi Orang Kantoran”

  1. welcome to “kerja kantoran” life.. akhirnya lo gak bisa khan chatting sambil mamer2 ke gw kalo lo lagi makan pisang goreng yg emang baru di goreng.. atau gak.. mamer2 kalo mau tidur2an dulu… :p hehehe…

  2. oooooo
    pantes website TKCC masih ‘on heave construction’ terus..
    hahahhaha…
    met mengikuti jejakku deyyyy…

    kenyo!

Leave a Reply to kenyo! Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *